Sabtu, 22 September 2012

KONSEP DIRI PELAJAR MUSLIM

A.     PENATAAN SPIRITUAL RELIGIOUITAS (SALIMUL AQIDAH, SAHIHUL IBADAH & MATINUL KHULUQ).

Pemahaman Aplikatif aqidah/keyakinan (eksistensi Allah, nilai kebenaran, nilai kritis, nilai kerja, nilai pergaulan) yang teraplikasi dalam cara ibadah, cara belajar, cara bergaul, cara organisasi dan cara bersikap terhadap orang lain yang melahirkan konsistensi (istiqomah).
Konsistensi pribadi ini akan melahirkan konsep diri positif, keberanian, rasa percaya diri, ketenangan jiwanya terhadap berbagai permasalahan hidup baik sebagai pelajar, sebagai anak dan sebagai seorang remaja.
Strateginya adalah kenali diri sendiri, kemudian binalah diri (tarbiyah zakiyah) atau memanage diri sendiri dengan aktifitas harian kita yang menularkan virus baik bagi teman dan sekitarnya.

B.     PENATAAN KEMATANGAN PRIBADI (MUJAHIDU LINNAFSI).
        Penataan spiritual akan berpengaruh pada tingkat kematangan pribadi, sehingga anda perlu untuk melatih dan mengasahnya dengan cara :
a.       Penataan kekuatan pola berfikir (mutsaqol fikri) dengan banyak membaca, bertanya dan banyak mengikuti majlis ilmu serta bergaulah dengan teman yang sholeh dari prilaku dan cerdas dalam intelektual.
b.      Satukan (Sinergitas) diri anda dengan posisi anda sebagai pelajar, aktifis organisasi dan proaktif dalam pergaulan (tarbiyatul jakiyun) salah satunya sibukan diri anda dalam aktifitas organisasi dan bergaulah dengan club-club yang bisa menambah teman dan benahi pemahaman spiritual anda dengan mengikuti kajian agama, sehingga anda menjadi pelajar yang bernilai yang akan mendapat respect dari siapapun.

C.     KONSEP DIRI DENGAN ORGANISASI.

  • ·         Masuklah organisasi dan jadilah pelaku bukan pengikut.
  • ·         Jadilah inisiator pertama dan pertahankan semangat.
  • ·         Doronglah teman anda untuk mengikuti jejak anda dan tularkan virus sebagai aktifis.
  • ·         Tidak menyodorkan diri jadi pemimpin, tapi tidak menolak saat dibebani amanat.
  • ·         Bertanggungjawab dengan semua resiko dan hindari mencari kambing hitam atau menyalahkan orang lain.
  • ·         Perkuat semangat anda dalam berorganisasi dengan membina pola pikir anda dengan nilai-nilai Islami.
  • ·         Hindari konflik dengan mencari titik persamaan dengan lebih mengenengahkan diskusi dan musyawarah.
  • ·         Berpegang teguh pada prisnsip yang dianggap benar dan berani mengatakan tidak terhadap sesuatu yang tidak sesuai.

D.           KONSEP DIRI DENGAN ORANG LAIN

  • ·         Kembangkan keterampilan Komunikasi dan relationship
  • ·         Jadilah kebanggaan Keluarga
  • ·         Membangun komitmen dengan tim.
  • ·         Regenerasi
  • ·         Sinergitas

Sabtu, 01 September 2012

Waruga



Waruga ini bukanlah sembarang peti kubur. Waruga bukan hanya sebuah peti kubur biasa, tapi memiliki beberapa keistimewaan. Peti kubur ini terdiri dari dua bagian yaitu bagian bawah (badan) dan bagian atas (tutup). Tiap-tiap bagian terbuat dari sebuah batu utuh (monolith). Biasanya berbentuk seperti kubus pada bagian badannya. Di dalam bagian badan waruga terdapat rongga sebagai kubur jasad orang yang sudah meninggal tersebut. Kemudian posisi mayat di dalam peti kubur itu adalah dalam keadaan jongkok, sesuai posisi bayi dalam rahim ibu sebelum dilahirkan. Kalau jasadnya laki-laki, tangan berada dalam posisi terkunci (kunci tangan) dan untuk perempuan adalah mengepalkan tangan.
Posisi mayat tersebut sebenarnya erat terkait dengan filosofi manusia mengawali kehidupan dengan posisi jongkok dan sudah seharusnyalah mengakhiri hidup dengan posisi yang sama, yaitu jongkok. Filosofi ini dikenal dengan sebutan ‘whom’. Setiap waruga biasanya adalah untuk satu keluarga yang kait-mengkait. Tapi ada juga waruga yang dipersiapkan untuk mereka yang tidak sekeluarga namun memiliki kesamaan profesi sebelum mereka meninggal dunia.
Tak jarang pula di dalam waruga ditemui tulang-tulang atau rangka manusia yang bercampur aduk dengan benda-benda lain seperti keramik China, perhiasan, benda-benda dari logam, dan masih banyak lagi. Ketika meninggal dunia, maka barang-barang kesayangan orang tersebut disertakan dalam kubur sebagai ‘bekal kubur’.
Pada bagian tutup (cungkup batu) sering berukir atau berpahatkan keterangan profesi atau keterangan lainnya tentang jasad di dalamnya. Misalnya, jika ditemui tutup berukirkan binatang maka artinya profesi orang tersebut sebelum meninggal adalah pemburu. Ada juga cungkup batu dengan motif perempuan yang sedang melahirkan, itu menandakan mayat yang dikubur di dalam waruga itu adalah seorang dukun beranak. Kalau pada cungkup batu terlihat ukiran beberapa orang berkerumun secara bersama, maka berarti yang dikubur dalam waruga itu adalah satu keluarga utuh, mereka meninggal kemudian dikuburkan satu per satu.
Waruga itu kebanyakan berukuran 50 cm sampai satu meter dengan tinggi sekitar satu meter juga. Tapi ada juga waruga dengan tinggi yang mencapai 3 meter. Kalau sekiranya kita pernah mendengar kisah-kisah jaman dulu di Minahasa, maka banyak ditemui cerita tentang kehebatan dan kesaktian orang-orang kuno Minahasa. Mereka yang hidup di zaman megalitik, mampu memikul waruga yang berat sekalipun. Caranya mereka meletakan cungkup penutup waruga di atas kepala, dan tempat mayat (bagian badan) dari waruga dijinjing pakai tangan. Sungguh luar biasa kekuatan yang mereka miliki.
Dalam bahasa kuno Minahasa, kata waruga berasal dari dua kata: Wale dan Maruga. Wale artinya rumah, maruga artinya badan yang hancur lebur menjadi abu. Menurut beberapa catatan, ada sekitar 1000-1500 waruga yang tersebar di Minahasa. Kalau Anda ingin mengunjungi tempat-tempat yang memiliki waruga, cobalah untuk tidak melewatkan Desa Sawangan, kemudian di Desa Airmadidi Bawah, Kawangkoan, Kolongan, Maumbi, Kuwil, Kokoleh (Likupang), Matungkas, Paniki, Kasar, Tumaluntung, Kema, Kawangkoan, Sonder, Tumpaan, Tombariri, Tomohon, dan masih banyak lagi. ‘Wisata Waruga’ memang memiliki seninya tersendiri.